Cerita pendek (Cerpen)
Kisah Perjuangan keluarga Ayam
Pada sebuah jaman dimana terdapat banyak sekali orang-orang yang kelaparan dan serakah dengan harta dalam kehidupan di dunia ini, ada kisah menarik antara seekor ayam dan sebuah intan berlian.Anak ayam berkata “ ayah aku sangat lapar dimana kita dapat mencari makan ? “, anak ayam dan ayahnya tahu betul bahwa di dunia ini sudah tidak ada lagi manusia yang memikirkan lingkungan sekitarnya jangankan terhadap hewan kepada sesama manusia pun mereka tidak mempedulikan satu sama lainya, anak ayam yang merasa lapar karena belum mendapatkan makan merasa sangat sedih karena dunia telah berubah sejauh ini, ayah ayam “ Sabar anaku ayah akan mencarikanya untukmu, oleh karena itu kau dan adik-adikmu hendaklah mencari tempat untuk berteduh karena hari mulai gelap kita tidak mungkin tinggal di tempat yang tidak memiliki atap ini.” Ayah ayam sangat memahami apa yang dirasakan anak-anaknya yang belum makan, oleh karena itu ayah ayam mencari makanan untuk anak-anaknya yang kelaparan. Ayah ayam kebingungan ia merasa gelisah sangat panik karena di hari yang mulai menuju malam ia belum menemukan makanan sedikitpun. Ayah ayam akhirnya pulang karena tidak menemukan sedikit makanan pun dengan wajah yang begitu sedih ayah ayam sangat merasa tidak dapat menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya, “ Ayah sudah pulang...!! yah sudah pulang.. “ seru anak-anaknya melihat kedatangan ayah tercintanya setelah lama meninggalkan mereka untuk mencari makan, anak-anak tidak tahu bahwa ayahnya tidak membawa apa-apa untuk dimakan dengan nada sedih ayah berkata “ maafkan ayah anakku, ayah tidak menemukan apa-apa untuk kita makan hari ini “ walau merasa sedih anak ayam tetap merasa terima kasih karena ayahnya telah rela berkorban demi mereka.
Ke esokan harinya pagi-pagi sekali ayah ayam mencari kembali makan untuk anak-anaknya yang belum makan dari kemarin hingga saat ini, “ kemana aku harus mencari lagi, aku tidak tahu di jaman sekarang ini mengapa tidak ada manusia yang mau berbagi makanan kepada hewan seperti kami “ ayah ayam berkata demikian karena pada jaman mereka hidup sudah tidak ada lagi manusia yang mempedulikan lingkungan sekitarnya. Anak-anak ayam terbangun dan melihat sekelilingnya tidak menemukan ayah mereka “ dimana ayah kita..? aku tidak melihatnya. “ seru salah satu anak ayam kepada adik-adiknya, “ aku juga tidak tau kakak, mungkin keluar mencari makan untuk kita. “ sadar akan jerih payah ayah mereka yang mau mencari makan untuk mereka anak ayam pun merasa turut membantu mencari makan untuk mereka, “ kita tidak bisa berdiam diri disini terus dan membiarkan hanya ayah yang mencari makan untuk kita, oleh karena itu kita juga harus mencari makan dan membantu ayah.” Dan adik ayam yang lain berkata, “benar kak, kita juga harus membantu jangan enak-enakan disini terus menerus tanpa melakukan apa-apa dan hanya menunggu ayah pulang”. Anak ayam menyebar ke penjuru daerah untuk mencari makan anak-anak ayam yang berjumlah empat ekor menyebar. Ketika sedang mencari anak ayam pertama yaitu kakak dari semua anak ayam tertangkap oleh manusia dan membawanya anak ayam memberontak tapi tidak menghasilkan apa-apa karena manusia sangat kuat, sesampai di tempat manusia-manusia ini memotong anak ayam ini untuk dimakan oleh mereka. Anak ayam yang kedua terlalu lapar sehingga mencari ketempat yang tidak ia kenal dan ternyata itu adalah hutan “ tanpa sadar aku berada dimana..? disini sangat gelap aku takut,hanya ada pohon-pohon besar.” Anak ayam berkata seperti itu dan selang beberapa menit kemudian ada ular yang langsung melahapnya tanpa ampun dan memakan anak ayam ini.
Anak ayam yang ketiga merasa sangat kelelahan dan tidak mendapatkan makanan sedikitpun ia merasa sangat kelaparan dan tidak dapat melakukan apa-apa, untuk berjalan pun ia tak sanggup lagi dan ia tertidur dibawah pohon yang rindang. Anak ayam yang ke empat sudah pulang karena mencari kemana-mana tidak menemukan apa-apa, ia merasa tidak sanggup lagi mencari karena lemas dan pulang ke rumah menunggu ayahnya. Ayah ayam masih mencari sampai sore hari menandakan hari sudah sore dan akan menjelang malam, ayah ayam merasa frustasi dan memutuskan untuk kembali, pada saat itu cuacah sangat buruk hujan begitu lebat ayah ayam pun tanpa tidak sengaja menemukan sebuah permata yang bersinar-sinar ayah ayam pun berkata “ Jika saja tuanmu yang menemukan bukan aku, mungkin kau sudah diletakan ditempat yang hangat dan lembut bahkan setiap waktu kaupun akan di elus-elus olehnya, tapi sayang aku yang menemukanmu bagiku lebih baik menemukan sebutir jagung dari pada menemukan sebutir permata sepertimu, jagung itu akan aku berikan kepada anak-anakku untuk kami makan.” Dengan terengah ayah ayam sampai juga pada rumahnya dan menemukan satu dari 4 anak anaknya saja di dalam rumah mereka, “ wahai anakku kemana kakak-kakakmu yang lainya ? ”, ayah ayam bertanya kepada anaknya dan anak ayam pun berkata “ Ayah aku tidak tau ketika aku pulang mereka sudah tidak ada, kami berpencar untuk mencari makan dan akupun tidak dapat menemukan makanan itu sehingga aku pulang kerumah.” Ayah ayam merasa cemas dan langsung berlari keluar untuk mencari ana-anaknya, ayah ayam pun menemukan anaknya yang ketiga yang terbaring di bawah pohon alangkah senangnya ayah ayam karena dapat menemukan anaknya yang selamat, “ anakku bangun anakku ... “ ayah ayam berkata seperti itu kepada anaknya yang masih tertidur, ayah ayam pun merasapanik kenapa anaknya yang ketiga tidak bangun ketika dibangunkan berkali-kali, dan alangkah kagetnya ia mengetahui anaknya tidak bernyawa lagi. Ayah ayam telah mencari kedua anaknya yang belum ditemukan yaitu anak pertamanya yang dipotong oleh sekelompok manusia untuk dijadikan makanan dan anak keduanya yang telah dilahap oleh ular yang sangat besar. Ayah ayam hanya membawa pulang jasad anaknya yang berada dibawah pohon yang besar, sesampai dirumah ayah ayam terdiam dan menagis tersedu-sedu ketiga juga mengetahui anaknya yang keempat sudah tidak bernyawa karena tak kuat menahan lapar, ayah ayam pun merasa sangat bersalah karena tidak dapat menemukan makanan sedikit pun untuk anak-anak mereka hingga akhir yang seperti ini ayah ayam pun mengubur kedua anaknya.
“ Hendaklah kita memperhatikan keadaan sekitar kita alangkah indahnya jika dapat berbagi dengan sesama, jika kejadian itu terjadi kepada kita mungkin kita baru akan mengerti. “
Cerpen
Posted by
Cesc.shin
at
Friday, November 20, 2009
0 comments:
Post a Comment