Manfaat Prototype dalam membuat Software ialah :
1. Memudahkan kita dalam membuat alur masalah
2. Rancangan awal sebelum program dibuat, menjadikan gambaran agar aplikasi yang dibuat menjadi lebih terorganisasi
3. Jika terdapat kesalah, kita dapat melihat kembali prototype sebelumnya dan merubahnya.
Manfaat Prototype
Teknik Estimasi Pada Suatu Proyek
TEKNIK - TEKNIK ESTIMASI
Dalam suatu proyek memeriksa kembali rencana pendahulu proyek agar dapat lebih teliti sehingga hasil akhir proyek sesuai dengan tujuan awal. Dibawah ini merupakan teknik estimasi dalam suatu proyek, dibagi menjadi tiga teknik :
1. Keputusan Profesional
Orang yang memiliki pengalaman yang luas dalam membuat program “report generation modules”. Anda melakukannya dengan pendekatan merancang report tersebut dan memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat program tersebut. Setelah mempelajari rancangan program tersebut, programmer lalu menutup matanya selama kemudian programer dipilih untuk memutuskan sendiri berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program tersebut. Keuntungan dari teknik ini adalah cepat , dan jika seseorang sudah ahli dalam teknik ini, maka estimasinya pasti akan lebih akurat. Sedangkan kerugian dari teknik ini adalah bahwa anda membutuhkan seorang ahli yang berpengalaman dalam bidang ini, dan beberapa ahli tersebut akan bekerja keras untuk mendapatkan estimasi yang tepat.
2. Sejarah
Teknik ini dilakukan agar tidak menaruh ketergantungan kepada orang lain, yaitu anda harus mengerti tentang sejarahnya. Tulislah berapa lama masing-masing tugas dapat diselesaikan dan siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut. Dalam arti kita dapat melihat suatu proyek yang terdahulu untuk dijadikan panutan, atau sebagai nilai dasar.
Anda dapat membandingkan tuagas yang akan diestimasik dengan tugas yang sama yang dikerjakan lebih awal, setelah itu mulailah dengan melakukan estimasi. Hal ini dimaksudkan agar anda menjabarkan suatu proyek ke dalam beberapa tugas yang biasanya diulang dan mudah untuk dibandingkan.
3. Rumus-rumus
Rumus yang digunakan dalam software estimasi. Software yang baik untuk diketahui adalah COCOMO (Referensi 15). COCOMO dapat digunakan untuk memperkirakan biaya proyek, usaha (person months), jadwal, dan jumlah staf untuk masing-masing fase berikut ini :
Preliminary Design - our Analysis Phase
Detailed Design (DD) - our Design Phase
Code and Unit Tes (CUT) - same as ours
System Test - our System Test and Acceptance Phase
Wireless
Cara Kerja Wireless
Wireless adalah Jaringan tanpa kabel yang mengkoneksikan 3 komponen yaitu sinyal radio (Radio Signal), format data (Data Format), dan struktur jaringan (Network Strukture). Jika kita ingin mengkoneksikan dua komputer atau lebih, tetapi memiliki lokasi yang sukar untuk di jangkau menggunakan kanel jaringan LAN, maka sebuah jaringan wireless dapat menjadi solusi yang tepat. Setiap PC jaringan dilengkapi dengan radio tranciever yang berfungsi sebagai penangkap sinyal radio dari PC satu ke PC yang lain didalam jaringan.
Seperti halnya jaringan ethernet kabel, wireless LAN juga melakukan pengiriman data secara paket. Setiap PC memiliki sebuah no.id yang unik sebagai sebuah alamat dan setiap paket disertai alamat id pengirim dan penerima paket tersebut. Sama seperti jaringan ethernet kabel, kartu wireless LAN juga akan melakukan pengecekan ketika akan melakukan pengiriman data, jika jaringan dalam keadaan kosong maka paket akan segera dikirimkan, tetapi ketika kartu menditeksi adanya data lain yang sedang menggunakan frekuensi radio, maka ia akan menunggu sesaat dan baru akan mengirim paket tersebut (antri).
Wireless LAN juga mempunyai topologi seperti ad-hoc atau biasa disebut dengan peer to peer, setiap PC memiliki adapter wireless LAN yang sama untuk menerima dan mengirim paket dalam radius kurang lebih 100m. Untuk topologi Infrastruktur tiap PC menerima dan mengirim data dari titik akses yang dipasang pada dinding atau langit-langit ruangan berbentuk kotak kecil.berantena. Saat titik akses menerima data, ia akan mengirim kebali sinyal radio dengan jarak yang lebih jauh ke PC yang berada di areanya. Biasanya disebut sebagai hostpot.
Walau menggunakan prinsip kerja yang sama, kecepatan mengirim data dan frekuensi yang digunakan oleh wireless LAN berbeda berdasarkan jenis atau produk yang dibuat, tergantung pada standar yang mereka gunakan. Vendor-vendor wireless LAN biasanya menggunakan beberapa standar, termasuk IEEE 802.11, IEEE 802.11b, OpenAir, dan HomeRF. Sayangnya, standar-standar tersebut tidak saling kompatibel satu sama lain, dan Anda harus menggunakan jenis/produk yang sama untuk dapat membangun sebuah jaringan.
Semua standar tersebut menggunakan adapter menggunakan segmen kecil pada frekuensi radio 2,4-GHz, sehingga bandwith radio untuk mengirim data menjadi kecil. Tetapi adapter tersebut menggunakan dua protokol untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam pengiriman sinyal:
· Frequency hopping spread spectrum, dimana paket data dipecah dan dikirimkan menggunakan frekuensi yang berbeda-beda, satu pecahan bersisian dengan lainnya, sehingga seluruh data dikirim dan diterima oleh PC yang dituju. Kecepatan sinyal frekuensi ini sangat tinggi, serta dengan pemecahan paket data maka sistem ini memberikan keamanan yang dibutuhkan dalam satu jaringan, karena kebanyakan radio tranceiver biasa tidak dapat mengikutinya.
· Direct sequence spread spectrum, sebuah metode dimana sebuah frekuensi radio dibagi menjadi tiga bagian yang sama, dan menyebarkan seluruh paket melalui salah satu bagian frekuensi ini. Adapter direct sequence akan mengenkripsi dan mendekripsi data yang keluar-masuk, sehingga orang yang tidak memiliki otoritas hanya akan mendengar suara desisan saja bila mereka menangkap sinyal radio tersebut.
Vendor wireless LAN biasanya menyebutkan transfer rate maksimum pada adapter buatan mereka. Model yang menggunakan standar 802.11 dapat mentransfer data hingga 2 megabit per detik, baik dengan metode frequency hopping atau direct sequence. Adapter yang menggunakan standar OpenAir dapat mentransfer data hingga 1,6-mbps menggunakan frequency hopping. Dan standar terbaru, HomeRF dapat mengirim dan menerima data dengan kecepatan 1,6-mbps (dengan menggunakan metoda frekuensi hopping). Wireless LAN kecepatan tinggi menggunakan standar 802.11b--yang dikenal sebagai WiFi--mampu mengirim data hingga 11-mbps dengan protokol direct sequence.
Sumber : http://esrt2000.50megs.com/cara_kerja_jaringan_tanpa_kabel_.htm
Contoh Penerapan Telematika
Penerapan Techno-Economy pada UKM di Indonesia dengan Replikasi Program Telematika Pedesaan Grameen.
ABSTRAKSI
Telematika mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis sebagai komponen infrastruktur untuk perkembangan ekonomi. Pelayanan Telematika dapat menggantikan bentuk komunikasi lain dan seringkali lebih efektif penggunaannya baik dari segi biaya, waktu dan rantai distribusinya. Peningkatan produktifitas komunikasi ini pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi di tempat tersebut. Meskipun menghadapi hambatan dalam restrukturisasi industri Telematikanya, beberapa negara berkembang telah berhasil tidak hanya membuka kompetisi, namun secara bersamaan mencapai kewajiban pelayanan Telematika untuk umum (Universal Services Obligation). Misalnya pencapaian yang dilakukan oleh Grameen Telecom di Bangladesh bekerja sama dengan pemberi kredit mikro Grameen Bank yang memungkinkan nasabahnya memperoleh kredit bergulir untuk berusaha di bidang warung Telematika di daerah pedesaan. Pengalaman Grameen Telecom , memungkinkan kita untuk menjalankan satu solusi potensial dari Penerapan Techno-Economy pada UKM di Indonesia terutama dalam melayani daerah pedesaan. Targetnya adalah melayani daerah yang tak dapat atau kurang terlayani dan menyediakan dukungan untuk pelayanan informasi yang bermutu.
Kata kunci
Bangladesh, Grameen Bank,
1. PENDAHULUAN
Dalam kondisi perekonomian
Mengingat dampaknya yang demikian besar, maka kebijakan ekonomi ke depan harus didesain ke arah penguatan usaha kecil menengah (UKM) dan pengembangan wirausaha baru, khususnya dalam bentuk UKM, sehingga jumlah pengangguran dan angka kemiskinan bisa lebih ditekan.
Tidaklah mengherankan kalau UKM disebut sebagai tulang punggung perekonomian
Telematika mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis sebagai komponen infrastruktur untuk perkembangan ekonomi termasuk Usaha Kecil dan Menengah (
Adanya hubungan erat antara perkembangan ekonomi dengan pelayanan Telematika menyebabkan banyak negara berkembang mencoba untuk memperbaiki infrastruktur Telematika yang ada untuk peningkatan pelayanan pada masyarakatnya (Per Helmersen, 2005). Beberapa negara berkembang seperti Hong Kong, Korea, Singapore dan Taiwan menggunakan Telematika sebagai bagian dari keseluruhan strategi ekonomi untuk membangun posisi yang sangat kompetitif di pasar dunia untuk industri dan jasa teknologi tinggi (Kao, Raymond W. Y., 1995).
Meskipun menghadapi hambatan dalam restrukturisasi industri Telematikanya, beberapa negara berkembang telah berhasil tidak hanya membuka kompetisi (Abdus Salam, 2005). Mereka pun secara bersamaan mencapai kewajiban pelayanan Telematika untuk umum (Universal Services Obligation/USO). Misalnya pencapaian yang dilakukan oleh Grameen Telecom Bangladesh bekerja sama dengan pemberi mikro-kredit Grameen Bank, yang memungkinkan nasabahnya memperoleh kredit bergulir untuk berusaha di bidang warung Telematika di daerah pedesaan yang pada awalnya meliputi 950 Village Phone dan memberikan akses kepada 65.000 orang (Harmeet Gill, 2006).
Pengalaman Grameen Telecom , memungkinkan kita untuk menjalankan satu solusi potensial dari Penerapan Techno-Economy pada UKM di Indonesia terutama dalam melayani daerah pedesaan. Targetnya adalah melayani daerah yang tak dapat atau kurang terlayani dan menyediakan dukungan untuk pelayanan informasi yang bermutu (Sardjana, Djadja., 2007, Thesis).
2. MODEL BISNIS Grameen Telecom
Grameen Telecom sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Telematika (khususnya pedesaan), menghasilkan jasa & produk diantaranya “Village Phone” (World Resouce Institute, 2003). Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan ini perlu untuk menerapkan manajemen strategis untuk mempermudah pencapaian tujuannya agar dapat mempertahankan atau bahkan mengembangkan posisi perusahaan di lingkungan usaha yang cenderung berubah dengan cepat sesuai Model Bisnis pada gambar-1:
2.1 Penyeleksian, Cara Berlangganan dan Pelatihan Operator Village Phone:
Untuk mendapatkan informasi mengenai cakupan GSM Grameen Phone Ltd., pegawai unit Grameen Telecom menemui cabang- cabang Grameen Bank pada daerah dan menyiapkan data dari desa-desa dimana cakupan jaringan memuaskan yang memungkinkan penyediaan Telematika Pedesaan (USTDA,2004). Cabang Grameen Bank kemudiaan memilih diantara anggota-anggotanya yang berkinerja baik dari desa-desa ini untuk bertindak sebagai Operator “Village Phone”. Grameen Bank mempunyai kriteria spesifik untuk menyeleksi operator “Village Phone” yang dapat diringkas sebagai berikut:
1. Mempunyai sejarah pembayaran kredit Grameen Bank yang sangat bagus.
2. Harus mempunyai bisnis yang bagus, lebih disukai toko penjualan makanan/minuman di desa dan mempunyai waktu luang untuk berfungsi sebagai operator “Village Phone”.
3. Tidak buta huruf atau paling tidak harus mempunyai anak yang dapat membaca dana menulis.
4. Tempat tinggalnya harus cocok dan lokasinya dekat dengan tengah-tengah desa.
Setelah penyeleksian awal selesai oleh Cabang Grameen Bank sebagai operator “Village Phone” yang potensial, pegawai unit Grameen Telecom terdekat memverifikasikan sinyal yang tersedia pada rumahnya atau toko yang dia tinggali untuk berlangganan telematika. Persetujuan terakhir dari keanggotaan diperoleh dari Manager Daerah Grameen Bank . Ketika penyeleksian akhir hampir selesai, Grameen Telecom berlangganan sambungan telematika pada Grameen Phone dan menyerahkannya pengelolaanya kepada anggota. Grameen Telecom selanjutnya menyediakan perangkat yang dibutuhkan dan menyediakan pelatihan untuk mengoperasikan telematika desa tersebut. Sedangkan telematika dan biaya sambungan dibayar oleh Grameen Bank ke Grameen Telecom. Selanjutnya anggota mengangsurnya kembali kepada Grameen Bank dengan periode yang ditentukan, misalnya dua atau tiga tahun. Perlu dtekankan kembali bahwa program keemilikan telematika desa ini hanya disediakan untuk anggota Grameen Bank melalui program pinjaman mikro.
2.2 Proses Penagihan (Billing).
Grameen Telecom membeli pulsa secara borongan dari Grameen Phone untuk semua telematika desa di bawah pengoprasiannya dengan tingkat diskon khusus yang telah dinegoisasikan antara kedua organisasi. Kemudian Grameen Phone menyiapkan tagihan bulanan dan mengirimkannya ke Grameen Telecom untuk pembayaran. Selanjutnya Grameen Telecom membuat kembali tagihan perorangan dan mengirimkannya ke cabang-cabang serta membayar tagihan ke Grameen Telecom setelah enam minggu pada periode berikutnya. Dalam hal ini tugas Grameen Bank adalah mengumpulkan tagihan dari operator-operator “Village Phone”.
2.3 Dukungan Operasional.
Kantor unit dari Grameen Telecom bertanggung jawab untuk pengoperasian “Village Phone” di lapangan. Tugas Unit Operasional adalah untuk memetakan daerah dengan cakupan sinyal yang baik, membantu manager cabang Grameen Bank untuk memilih anggota menjadi operator “Village Phone”, melatih operator “Village Phone” dan membutuhkan dukungan teknis yang dibutuhkan oleh operator “Village Phone” termasuk handset, tagihan dan lain sebagainya. Sejauh ini Grameen Telecom mempunyai 13 kantor unit di : Dhaka, Norsingdee, Srinogar, Comilla , Feni,
3. Metodologi Penelitian Yang Digunakan
Paper ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan dimana konteks spesifik suatu negara adalah kritis dalam menentukan kesuksesan di bidang reformasi bisnis telematika. Karena dasar itulah bahwa model bisnis Grameen yang ada di
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah; Pembuktian kaidah bahwa Grameen sukses dalam penerapan Dasar-dasar Kewirausahaan Sosial dengan Program Telematika Pedesaan; Meneliti faktor apa saja dari penerapan Dasar-dasar Kewirausahaan Sosial dengan Program Telematika Pedesaan yang berfungsi baik dan dapat diterapkan di Indonesia (Sardjana, Djadja., 2007, Thesis).
4. Replikasi Program Telematika Pedesaan Grameen di Indonesia
“Village Phone” dari Grameen Telecom merupakan proyek percobaan yang sampai tahun 2000 melibatkan 950 Village Phones yang menyediakan akses telematika kepada lebih dari 65,000 orang. Wanita-wanita desa mendapat kredit mikro untuk memperoleh pelayanan telematika selular GSM dan sesudah itu menjual lagi pelayanan tersebut di desa mereka (Telecommon Development Group, 2006).
4.1 Temuan Utama Hasil Penelitian Program Telematika Pedesaan Grameen:
1.
2. Konsep dari “akses yang universal” bukanlah sesuatu yang netral terhadap gender. Di dalam kasus dari
3. Village Phone bertindak sebagai suatu instrumen atau alat bantu yang tangguh untuk mengurangi resiko dalam pengiriman uang dari para anggota keluarga para pekerja di
4. Panggilan-panggilan telematika kepada keluarga dan para teman sering melibatkan pertukaran informasi tentang harga komoditi pasar, daftar biaya pengiriman barang-barang, tren pasar dan pertukaran valuta. Hal ini membuat “Village Phone” satu alat yang penting untuk membuka peluang usaha rumah tangga dalam mengambil informasi pasar untuk meningkatkat keuntungan dan mengurangi biaya produksi. Misalnya penggunaan kendaran bermotor untuk memperoleh informasi harga komoditi di pasar.
5. Pelayanan telematika pedesaan di
6. Teknologi telematika genggam GSM adalah suatu solusi yang mahal untuk akses universal di daerah pedesaan. Liputan selular ini terbatas untuk daerah pedesaan serta hanya menguntungkan di bawah regulasi telematika yang sehat – ketika lingkungan yang regulasi diperbaiki, teknologi selular tidak akan menjadi alat paling efisien dan sehat dalam menyediakan servis yang universal. GSM teknologi telematika genggam juga menempatkan tarif-tarif jauh lebih tinggi pada para pemakai telematika pedesaan dibanding “Wireless Local Loop” (WLL) teknologi. Tanpa perbaikan-perbaikan pada regulasi, teknologi selular adalah suatu solusi yang praktis. Juga, teknologi selular sekarang ini bukan suatu opsi yang baik untuk hubungan email/Internet/data yang murah. WLL dan opsi lain dapat menyediakan secara luas dan jauh lebih baik dengan ongkos pelayanan lebih murah.
4.2 Unsur-unsur yang dapat direplikasi untuk Penerapan Techno-Economy pada UKM di
1. Pengalaman Grameen Telecom di dalam perencanaan bisnisnya memungkinkan satu solusi potensial yang menarik bagi operator telematika dalam melayani daerah pedesaan. Targetnya adalah melayani: daerah yang tak dapat dilayani, kurang terlayani dan menyediakan dukungan untuk pelayanan informasi riset pasar yang bermutu. Riset pasar akan membantu ke arah pembuktian kasus bisnis, menarik modal investasi, dan mengurangi kendala dari pemodal-pemodal dan operator.
2. Poin-poin pengalaman Grameen Telecom menunjukkan suatu solusi yang potensial untuk operator telematika, dalam menghadapi tantangan mengatur operasi telematika pedesaan. Hal ini dihubungkan dengan keterlibatan organisasi kredit mikro yang sukses berdampingan dengan operator telematika untuk memperluas cakupan USO di daerah pedesaan. Pinjaman mikro kepada wirausaha pedesaan (terutama yang ditargetkan kepada kalangan wanita dan kaum muda) dapat memungkinkan wirausaha untuk menyelenggarakan pelayanan telematika yang menyediakan bidang jasa telematika, fax, email dan bahkan internet, fotokopi dan jasa komputer pengolah data. Program waralaba jenis ini akan juga memberikan konsistensi pelayanan ke semua daerah yang pada gilirannya mendukung pengembangan sosial dan ekonomi lokal.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Dari Model Bisnis Grameen Telecom dapat dijadikan acuan bagi operator, regulator dan investor dalam penyusunan strategi implementasi pelayanan telematika untuk umum (Universal Services Obligation/USO) sebagai bagian usaha untuk memenangkan persaingan di bisnis telematika bahan pertimbangan Penerapan Techno-Economy pada UKM di Indonesia.
2. Hasil riset di atas dapat dijadikan pemikiran bagi peneliti lain untuk melakukan studi lanjutan dibidang implementasi pelayanan telematika untuk umum (Universal Services Obligation/USO) dengan menggunakan bisnis model Grameen Telecom, sebagai bahan pertimbangan Penerapan Techno-Economy pada UKM di Indonesia.
3. Hasil kajian diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi khazanah keilmuan bidang strategi perusahaan (Corporate Strategy) dibidang industri telematika.
6. REFERENCES
[1] Hamel and Prahalad. 1995, Competing for the Future
[2] Harris, Regulation and Reform – Small Scale Service Providers, 3rd SAFIR Core Course on “Infrastructure Regulation and Reform”, October 8-19, 2001.
[3] Harmeet Gill, March 1, 2006, Village Phone Program
[4]
[5] Justice Md. Abdus Salam, Commissioner, BTRC, Presentation for the Working Group on Licencing for Telecom Services on Seventh South Asian Telecommunications Regulators’ Council (SATRC) Meeting, 13 to 15 December, 2005, BANDOS Island, Maldives
[6] Kao, Raymond W. Y., 1995, Entrepreneurship: A Wealth Adding and Value Creating Process, Prentice-Hall: Singapore.
[7] Mitchell, R.K., Agle, B.R., & Wood, D.J. 1997. Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience: Defining the Principle of Who and What Really Counts.
[8] Per Helmersen, 2005, Human Factors in Emerging Markets, Telenor R&D /
[9] Porter, 1985, Competitive Advantage: Techniques for Analyzing Industries and Competitors
[10] Sardjana, Djadja., 2007, Thesis – Stakeholder Role Analysis of Grameen Telecom in
[11] Telecommon Development Group, 2006, Multi-stakeholder Engagement (MSE) for Rural Telecommunications,
[12] USTDA South Asia Communications Infrastructure Conference,
[13] WORLD RESOURCES INSTITUTE, GRAMEEN TELECOM’S VILLAGE PHONES, 2003
Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/group/bisnis/2010/03/19/penerapan-techno-economy-pada-ukm-di-indonesia-dengan-replikasi-program-telematika-pedesaan-grameen/
Perkembangan Telematika
Sejarah telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis. Mulai tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi. Namun demikian, dengan perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup mengindahkan perkembangan telematika. Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas. Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984. Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa.
Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996. Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998. Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Disaat keterbukaan yang diusung gerakan moral reformasi, stasiun televise yang syarat informasi seperti kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun 1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).
Periode Aplikasi
Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai bidang usaha yang bergerak di sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia. Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hamper seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis. Terkait dengan hal tersebut, Depkominfo mencatat bahwa sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Sumber:
http://suciptoardi.wordpress.com/2008/05/15/perkembangan-telematika-di-indonesia
Tren Telematika
Trend Telematika Untuk Kedepannya (pendapat)
Telematika menjadi sangat berguna karena dapet memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua golongan pengguna. Perkembangan telamatika yang sudah sangat maju dapat membuat pengguna melakukan e-learning, e-commerce dan sharing data, sebagai contoh sebuah perdagangan menggunakan internet, transaksi, penyebaran informasi, pembelajaran secara online, pemngumuman hasil ujian ataupun saling berbagi file data.
Apa Itu Telematika ... ?
Untuk mengerti makna TELEMATIKA yang menurut pak Moedjiono yang merupakan konvergensi dari ketiga kata dibawah ini :
Tele=”Telekomunikasi”,ma=”Multimedia” dan tika=”Informatika”.
Telematika sendiri berasal dari bahasa Perancis, yaitu telematique. Pertama kali istilah ini dipopulerkan oleh Simon Nora dan Alain Minc pada tahun 1978 dalam bukunya yang berjudul L’informatisation de la Societe.